Munculnya sistem transportasi massal Moda Raya Terpadu (MRT) turut mendongkrak bisnis properti. Diperkirakan harga sewa gedung perkantoran yang dekat dengan stasiun MRT akan melonjak.
“Kalau kita lihat kenaikan harganya sekitar 20-30 persen,” ujar Head of Advisory JLL Vivin Harsanto di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat, 12 April 2019.
Kenaikan harga sewa gedung ini, lanjut Vivin, sejalan dengan harga tanah yang cenderung naik karena dinilai lebih strategis. Tak hanya gedung perkantoran, Vivin juga mengungkap pengaruhnya terhadap sektor properti lainnya.
“Kalau dulu, shifting lifestyle-nya ada perpindahan dari orang yang sukanya beli rumah tapak, mulai beralih ke apartemen. Kalau sekarang, orang cari hunian yang dekat dengan transportasi publik karena selain lebih mudah aksesnya, secara investasi juga menguntungkan,” katanya.
Country Manager Rumah.com Marine Novita menjelaskan keberadaan sistem transportasi massal akan meningkatkan potensi investasi properti di suatu wilayah. Terealisasinya MRT berpotensi mendongkrak harga properti karena akan meningkatkan konektivitas, akses masyarakat, dan mengurangi waktu tempuh.
“Harga tanah dan aset properti di sekitar wilayah Jalan Thamrin, Sudirman, Blok M, Fatmawati, dan TB Simatupang yang dilalui jalur MRT ini akan terdongrak. Sementara, wilayah sekitar Lebak Bulus dan TB Simatupang bisa menjadi kawasan pusat niaga baru di Jakarta Selatan,” ujar Marine.