Malang –
Koalisi PDIP-PKB (BangJo) di Pilwali Malang 2018, tak berjalan mulus. PDIP yang mutlak bisa mengusung bakal calon, justru tak berdaya dengan elektabilitas petahana Moch Anton.
Sekretaris DPD PDIP Jawa Timur Sri Untari mengatakan, arah koalisi dengan PKB yang hanya memiliki enam kursi sudah berjalan. Tetapi sampai kini kelanjutan kerjasama tersebut seperti tak berujung.
“Iya gimana lagi, komunikasi membangun kerjasama sudah dilakukan dengan petahana (Moch Anton). Jadi gak tahu maunya yang sebenarnya gimana,” ungkap Untari kepada detikcom, Rabu (6/12/2017).
Untari seperti memberikan sinyal jika komunikasi tak menemukan titik temu. Sebanyak 11 kursi dimiliki PDIP di DPRD Kota Malang, dan mampu mengusung bakal calon wali kota sekaligus wakilnya.
“Kita sebenarnya no problem, tapi dianya (Moch Anton) kayak gimana begitu ya,” ucap Untari.
Untari tak menampik dalam komunikasi menjalin kerjasama ada beberapa poin penting yang digagas, diantaranya mengusung kembali Moch Anton sebagai bakal Calon Wali Kota Malang periode 2018-2023.
“Kan memang kita memang mau ada kerjasama di level itu. Kan dia (Moch Anton) sudah jadi wali kota, kan gak mungkin untuk jadi wakil. Kan mesti dia akan terus, kami (PDIP) yang jadi wakilnya. Namun, ini keputusannya akan ada di DPP, karena sudah menyetujui skema itu. Tinggal nanti bagaimana yang nama-nama yang ada, implementasi di lapangan bagaimana,” sebutnya.
Anton sendiri mengaku, PKB masih terbuka untuk berkoalisi dengan parpol lain, karena kurangnya syarat mengusung bakal calon. Saat ini baru PKS yang terang dan menyetujui untuk berkoalisi dengan PKB.
“Kami terbuka dengan siapapun, saat ini baru PKS. Untuk wakil harus yang benar-benar dikenal oleh rakyat,” ujar Anton saat diwawancarai beberapa waktu lalu.
(bdh/bdh)