Ponorogo –
Bencana longsor terjadi di Ponorogo April 2017 lalu, membuat warga waspada. Pasca peristiwa di Desa Banaran, Kecamatan Pulung, menjadikan desa ini target Kementerian Sosial menjadi Kampung Siaga Bencana (KSB).
Setidaknya ada 60 warga yang diikutkan pelatihan menjadi kader siaga bagi tiga desa, di Kecamatan Pulung. Yakni Desa Banaran, Bengkiring dan Wagir Kidul.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Ponorogo, Sumani mengatakan warga diberi bekal pengetahuan tentang mitigasi bencana, apa saja yang harus dilakukan saat terjadi bencana bahkan sebelum bantuan datang.
“Permasalahannya di Ponorogo ada 7 kecamatan dan 11 desa yang rawan bencana karena banyaknya tanah retak, salah satunya di Desa Banaran ini juga rawan bencana,” tambahnya.
Kasubdit Tanggap darurat kemensos, Ian Kusmadiana menambahkan kondisi geografis Indonesia dari Sabang hingga Merauke tidak ada yang tidak rawan bencana. Oleh karenanya pembentukan kampung siaga bencana dengan cara penanggulangan bencana berbasis masyarakat dianggap penting.
“Ada 60 orang yang dilatih, sesuai dengan SOP sesederhana mungkin, pemetaan yang mereka lakukan sendiri, hari ini tinggal simulasi bencana saja,” tandasnya.
Selama acara peresmian KSB berlangsung beberapa warga mulai dari anak-anak bahkan orang tua terlihat menangis, teringat akan kejadian longsor yang terjadi di Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Ponorogo yang menimbun 21 unit rumah serta 27 orang.
(fat/fat)