Situbondo –
Sejumlah dokter hewan dari Dinas Peternakan (Disnak) Kabupaten dan Propinsi Jawa Timur diterjunkan ke Kecamatan Mangaran. Mereka melakukan pemeriksaan intensif terkait munculnya dugaan penyakit yang menyerang sejumlah ternak milik warga setempat.
Dari hasil pemeriksaan sementara, Disnak optimis penyakit yang dialami beberapa ekor sapi itu bukan jenis penyakit menular.
“Kami optimis ini bukan penyakit menular, baik kepada hewan maupun manusia. Penyakit ini saya kira ini juga bukan wabah, karena bersifat individual,” kata dokter hewan yang bertugas di Bidang Keswan dan Mavet Disnak Situbondo, drh Etty Nurhayati, di sela pemeriksaan, Sabtu (9/12/2017).
Optimisme itu muncul, karena selama pemeriksaan tim medis tidak mendapati adanya indikasi penularan penyakit tersebut. Baik kepada hewan lainnya, maupun kepada manusia yang ada di sekitarnya, khususnya pemilik. Padahal jika yang diderita jenis penyakit menular, maka sangat mungkin sapi-sapi yang tinggal dalam satu kandang akan tertular.
“Kalau penyakit menular, dalam tempo relatif cepat sapi-sapi yang ada di dekatnya akan tertular. Sejauh ini kami tidak menemukan indikasi itu,” paparnya.
Pengamatan detikcom menyebutkan, selain Disnak dan Kesehatan Hewan Kabupaten dan Dinas Peternakan Propinsi, petugas yang diterjunkan juga berasal dari UPT Laboratorium Kesehatan Hewan Malang. Bahkan, petugas dari Balai Besar Veteriner (BBVet) Yogjakarta juga ikut didatangkan ke lokasi.
Meski secara fisik sudah terlihat sembuh, mereka tetap melakukan pemeriksaan ternak yang sempat didera sakit demam, pincang dan bahkan sempat ambruk.
“Ini sebagai bentuk pelayanan kepada masyarakat. Kami khawatir yang terjadi jenis penyakit menular. Tapi Alhamdulillah indikasi ke arah itu tidak ada,” papar drh Etty.
Selain melakukan pemeriksaan ternak yang sempat sakit, petugas juga melakukan diagnosa terhadap ternak-ternak yang ada di radius sekitar 100 meter di sekeliling lokasi ternak yang didera penyakit. Tak hanya memeriksa, petugas juga melakukan pengambilan sampel darah, feses (kotoran), dan sampel pakan ternak.
Semua sampel itu akan diperiksa di laboratorium kesehatan hewan untuk mengetahui jenis penyakit ternak yang mendera sejumlah ternak di Kecamatan Mangaran.
“Kami ini lembaga diagnostik. Kami melakukan pemeriksaan di sekeliling sambil melakukan pengambilan sampel darah, feses, dan pakan. Nanti hasilnya akan kami kirim ke BBVet Yogjakarta. Pihak BBVet yang akan menyimpulkan dan melaporkan hasilnya,” tandas Kepala UPT Kesehatan Hewan Malang, drh Sri Panggarti.
(iwd/iwd)