Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo menuturkan bangsa Indonesia fokus mencari putra-putri terbaik untuk membangun bangsa ini. Hal ini disampaikan Hary Tanoe menanggapi pernyataan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon yang mengatakan melalui Twitter-nya di akun @fadlizon bahwa bangsa Indonesia membutuhkan pemimpin seperti Presiden Rusia Vladimir Putin.
“Kita bicara Indonesia saja deh, jangan banding-bandingkan sama tokoh asing. Kita cari putra-putri bangsa yang bisa kita ambil bagian membangun bangsa yang kita cintai,” ujar Hary Tanoe di sela-sela acara HUT Pemuda Perindo di Kantor DPP Partai Perindo, Jalan Pangeran Diponegoro 29, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (31/3).
Hary juga enggan berkomentar lebih jauh terhadap pernyataan Fadli Zon, termasuk berspekulasi bahwa pernyataan tersebut diarahkan untuk mengkritik Jokowi. “Nggak lah, saya nggak mau berpolemik. Putin itu pemimpin yang dikatakan berhasil, ya itu tetapi kita juga bisa berhasil kenapa tidak,” tandas dia.
Sementara Sekjen Partai Perindo Ahmad Rofiq menilai pernyataan Fadli Zon kurang tepat. Menurut Rofiq, setiap pemimpin di dunia mempunyai tanggung jawab sama. Namun gaya kepemimpinannya bisa berbeda dari satu pemimpin dengan pemimpin yang lain. “Soal gaya kepemimpinan itu memang tidak bisa dibikin sama. Ketegasan, saya kira Jokowi sudah cukup tegas sekarang ini dalam memimpin bahkan apa yang menjadi target program dia kan selama ini dilakukan tanpa ada kompromi,” kata Rofiq.
Putin, kata dia belum tentu berhasil jika memimpin Indonesia. Bisa jadi Putin tidak cocok membawa Indonesia karena kultur demokrasinya berbeda. “Kalau Putin dibawa ke Indonesia juga pasti tidak cocok karena alam demokrasinya berbeda. Tetapi apa yang menjadi tuntutan harus tegas, strong kan kita harus, melihat Pak Jokowi juga cukup strong,” kata dia.
Menurut Rofiq, jika Jokowi dibandingkan dengan pemimpin dunia, yang hampir mirip adalah mantan pemimpin Iran Ahmadinejad. Kemiripannya terlihat dari kesederhanaan dan ketegasannya. “(Jokowi dan Ahmadinejad) punya kesesuaian, punya kesamaan, dalam hal perilaku kepemimpinan, ada kesederhanaan di situ, juga tidak terlalu protokoler, tetapi apa yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya, sama-sama dilakukan dengan begitu kuat dan tanpa kompromi,” pungkas dia.
Sumber: Berita Satu