Lamongan – Baru-baru ini ditemukan gua di Lamongan. Konon, gua tersebut diduga sudah ada sejak zaman penjajahan. Warga mengenal gua tersebut dengan nama Gua Bolet. Diduga sebagai tempat persembunyian Jepang mengintai pergerakan pasukan Belanda dan warga. Lokasi gua itupun tak jauh dari pohon trinil yang sempat menjadi viral di dunia maya.
Gua tersebut ramai dikunjungi setelah beberapa pemuda Desa Sendangharjo, Kecamatan Brondong, selfie dan mengupload ke media sosial (Medsos). Lambat laun akhirnya warga baik warga dari Lamongan, Gresik, Mojokerto dan Jombang, bergantian mendatangi gua tersebut.
Dari pantauan detikcom, untuk mencapai gua, harus mendaki bukit sekitar 20 menit atau jaraknya sekitar 200 meter ke atas bukit kecil. Meski tidak terjal karena kemiringannya sekitar 40 derajat, namun karena akses jalan masih berupa tanah, sedikit menguras energi. Belum ada pagar di sebelah kanan dan kiri. Hanya dibatasi tali tambang. Tapi, untuk memudahkan menaiki bukit kecil atau gumuk ini, pemerintah desa sudah membangun tangga-tangga yang memudahkan pengunjung untuk naik.
Rasa lelah melewati tangga itu terbayarkan saat berada di atas bukit. Dari atas bukit, atau yang oleh warga sekitar disebut gumuk itu, bisa memandang hamparan hijau pepohonan. Di sisi lain bukit, ada lokasi berswafoto yang indah hasil kreasi karang taruna setempat. Tepatnya sebuah perahu di atas awan.
Sementara di atas gua, batu besar yang biasa dijadikan tempat untuk berfoto-foto. Dari batu besar ini juga bisa terlihat pemandangan hijau yang ada di dataran rendah. Mulut gua yang ada di perbukitan ini berada di tepi sebuah jurang.
Kepala Desa Sendangharjo, Ahmad Kirom membenarkan gua yang ada di sekitar wilayahnya konon pernah dijadikan tempat persembunyian tentara Jepang. Gua ini belum dilakukan penggalian karena pihak desa masih berkoordinasi dengan pihak terkait.
Kirom mengakui ada beberapa tempat lagi yang belum terjamah dan bisa dijadikan objek wisata. Bahkan di sekitar sini juga ada bukit kecil, atau oleh warga disebut gumuk, dengan pemandangan yang bagus. Gumuk tersebut oleh pemerintah desa dan pemuda karang taruna diubah menjadi lokasi swafoto. Dengan membuat perahu di atas angin.
“Kalau pagi sama sore yang bagus di atas itu, kalau di sana kita bisa melihat sejauh mata memandang,” ungkap Kirom kepada detikcom, Selasa (14/11/2017) yang mengaku gumuk tersebut berada di ketinggian 114 kaki dari laut.
Sebenarnya, jelas dia, di lokasi sekitar hutan pohon Trinil ada 3 goa lagi yang berada di gumuk-gumuk sekitar. Namun, gua-gua ini memang belum dieksplorasi. “Karena kami masih berkonsentrasi ke Pohon Trinil ini dulu. Kami juga harus berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait,” terang Kirom.
Hal senada juga diungkapkan anggota karang taruna Desa Sendangharjo yang mengaku juga ingin memanfaatkan guoa tersebut sebagai lokasi wisata. Kedalaman gua, menurut para pemuda ini, juga tidak terlalu dalam.
“Gua ini adalah goa peninggalan dari zaman penjajahan yang layak untuk dijadikan lokasi wisata baru, warga mengenalnya dengan sebutan Gua Bolet,” terangnya.
(fat/fat)