Polisi melakukan penyelidikan terkait dengan pemicu persoalan yang terkait dengan warga Papua di Surabaya. Penyelidikan tersebut, terkait dengan tiga hal, yakni soal ucapan rasis, perusakan bendera, dan video hoaks.
Tiga masalah ini lah yang kini menjadi fokus dari polisi untuk mengurai persoalan. Hal ini diungkapkan oleh Kapolda Jatim Irjen Luki Hermawan, saat menggelar cangkrukan bareng Forkompimda dan warga Papua di Rumah Dinas Kapolda Jalan Bengawan, Surabaya.
Menurut Kapolda, terkait dengan video hoaks, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Mabes Polri dan Menkominfo untuk men-takedown video tersebut. Selain itu, cyber patroli juga diminta untuk mencari berita-berita tidak benar tersebut.
“Nah untuk video hoaks kita sudah koordinasi dengan Mabes polri dari Menkominfo juga sehingga mentakedown dan cyber pratroli selalu mencari berita-berita itu tidak benar. Dari humas menyampaikan, merilis bahwa berita ini bohong, ini bohong dan langsung kita viralkan juga,” tegasnya, Senin (20/8) malam.
Dikonfirmasi mengenai oknum yang melontarkan ucapan rasis hingga memicu ketersinggungan warga Papua, pihaknya telah melakukan penyelidikan dan berupaya mengkomunikasikan dengan instansi terkait. Namun, ia tak menyebutkan instansi terkait mana yang dimaksud.
“Ini kita lagi selidiki dan sudah kita komunikasikan berita-berita ini dan kita ada pihak-pihak yang memang kita akan komunikasikan dengan instansi terkait yang ada di sini,” tambahnya.
Soal perusakan bendera di Asrama Mahasiswa Papua di Jalan Kalasan, Surabaya, Irjen Luki mengatakan sudah melakukan upaya pemeriksaan dan pendataan terhadap para saksi.
“Intinya sebenarnya sudah diperiksa semuanya. Intinya kita amankan dalam rangka adanya massa yang cukup besar dan kami melihat situasi kondusif. Kami melakukan masuk, aparat kita ke dalam memberi tahu mereka ayo kita ke ini (Polrestabes). Kami juga sudah tanya dan sampaikan kepada mereka. Kita ada azas praduga tak bersalah dan memang kita lakukan pendataan dan kita kembalikan ke asrama karena situasi di situ sudah kondusif,” tandasnya.
Soal rencana mempertemukan para pihak yang waktu itu ‘bermasalah’ di Asrama Mahasiswa Papua, Kapolda menyatakan, rencananya pada Rabu (21/7) nanti, pihaknya akan kembali menggelar cangkrukan dengan ormas dan organ kemahasiswaan, serta mahasiswa Papua yang ada di Asrama Kalasan.
“Rabu malam kita rencanakan cangkrukan dengan PMKRI, Cipayung plus-plus akan kita panggil. Ada (mahasiswa Papua) termasuk kan bisa disampaikan dari senior-senior kita bisa masuk dan akan kita acarakan lagi,” tutupnya.