Pacitan –
Pemerintah memastikan membangun unit sekolah baru pengganti sekolah yang rusak terdampak bencana di Pacitan, Selasa (28/11/2017) lalu. Jika lokasinya aman, bangunan baru tetap ditempatkan di lokasi semula. Namun jika lokasi lama rawan bencana, akan dikaji kemungkinan relokasi ke tempat aman.
“Jadi saya sudah minta pak bupati untuk menyiapkan lahan baru. Jadi untuk bangunannya nanti tanggungjawab kemendikbud sementara untuk lahan menjadi wewenang pemerintah daerah,” ujar Mendikbud Muhadjir saat meninjau SMP 2 Pringkuku di Desa Glinggangan, Kecamatan Pringkuku, Pacitan, Jumat (8/12/2017).
Pasca banjir dan tanah longsor melanda Kabupaten Pacitan, 89 unit sekolah dilaporkan rusak. Dari jumlah itu 69 di antaranya masuk kategori rusak berat. Hanya saja, menurut Muhajir, SMP 2 Pringkuku dinyatakan paling parah dan harus dibangun ulang. Adapun sekolah lain yang sebagian besar asetnya masih dapat diselamatkan, pemerintah akan membantu memulihkan.
“Pokoknya disiapkan (dana) secukupnya,” imbuh menteri tanpa merinci besaran dana yang disediakan.
Pihak sekolah menyebut tanda-tanda gerakan tanah di bawah bangunan yang berdiri tahun 1997 itu sudah terjadi sejak lama. Upaya menahan rekahan juga sudah dilakukan baik dengan memasang cakar ayam maupun penyangga. Namun langkah itu tak membuahkan hasil. Dampaknya dari total 12 lokal, 10 di antaranya tak layak pakai.
Untuk kegiatan belajar mengajar, lanjut Widiastuti, selama ini pihaknya bekerjasama dengan SD terdekat secara bergantian. Sejak pagi hingga siang, kelas yang ada digunakan untuk siswa SD. Sedangkan giliran belajar mengajar siswa SMP berlangsung siang hingga sore hari. Pun dengan kegiatan Ujian Akhir Sekolah (UAS), peserta terpaksa dititipkan di rumah warga.
“Untuk ujian mulai hari Senin lalu berjalan lancar namun harus ditampung dirumah penduduk. Memang ada dua lokal (kelas) yang tidak rusak. Tapi sementara ini hanya digunakan untuk menyimpan barang-barang,” tandas perempuan yang memimpin lembaga pendidikan dengan 107 siswa tersebut.
(fat/fat)