Situbondo – Menjelang musim hujan, sebagian warga bantaran Sungai Sampeyan di Situbondo mulai dilanda kecemasan. Mereka trauma bencana banjir bandang yang terjadi tahun 2002 dan 2008 silam. Bukan tanpa alasan. Sebab, hingga kini dinilai belum ada langkah kongkrit pihak terkait untuk mengantisipasi terulangnya bencana banjir bandang.
“Sampai sekarang ini belum ada SOP kebencanaan untuk buka tutup pintu air di dam Tapen Bondowoso, yang menjadi hulu sungai Situbondo. Yang ada itu baru SOP pengairan. Jadi wajar jika setiap musim hujan, warga bantaran ini selalu dilanda kekhawatiran,” kata tim advokasi korban banjir Situbondo, Eko Kintoko Kusumo, Jumat (3/11/2017).
Eko menyebut, sejak terjadi bencana banjir tahun 2008 silam, hingga kini belum pernah dilakukan normalisasi di waduk dam Sampeyan Baru. Padahal, tumpukan sedimentasi atau lumpur semakin tebal. Bahkan, konon sebagian tumpukan lumpur itu kini justru dimanfaatkan untuk lahan pertanian. Kondisi ini dianggap akan mengurangi daya tampung air hujan. Khususnya yang datang dari pegunungan.
“Kalau waduk di dam sudah tidak menampung air hujan, maka yang kami khawatirkan pembukaan pintu air akan sembarangan. Karena memang belum ada SOP kebencanaan. Kalau sudah begitu, tentu banjir bandang di Situbondo rawan terulang,” ujar pengacara yang gemar dunia fotografi ini.
Karena itu, Eko yang juga dua kali menjadi korban banjir itu meminta, agar pihak terkait di Situbondo pro aktif mengambil langkah penanggulangan bencana banjir. Salah satunya, papar dia, bisa dengan mendesak pihak dam Tapen di Bondowoso agar segera membuat SOP Kebencanaan. Sehingga, teknik pembukaan pintu air tidak hanya didasarkan pada SOP Pengairan saja.
“Dibutuhkan langkah kongkrit untuk mengantisipasi bencana banjir bandang ketiga kalinya di Situbondo. Terpenting, SOP kebencanaan untuk teknik buka tutup pintu air di Dam Sampeyan Baru itu harus ada. BPBD Situbondo harus segera berkoordinasi untuk kepentingan ini,” desak Eko K Kusumo.
Menurut Eko, tidak cukup mengantisipasi banjir bandang hanya dengan melakukan pemantauan debit air di Dam Pintu 5 Desa Kotakan, Situbondo. Sebab, dam itu hanya menjadi saluran pembuangan dari bagian hulu sungai, yang ada di Dam Sampeyan Baru Bondowoso.
(fat/fat)