Pacitan –
Salah satu korban selamat bencana tanah longsor di Pacitan mengalami trauma dan depresi. Dia harus kehilangan seluruh keluarganya yang meninggal akibat tertimbun lonsor.
Korban selamat itu adalah Bilal, warga Dusun Duren, Desa Klesem, Kecamatan Kebonagung. Hanya Bilal yang selamat. Sementara empat anggota keluarganya tak tertolong. Keempat anggota keluarganya tersebut yakni kedua orang tuanya, Parno (73) dan Kasih (70) serta anak dan istrinya, Sukesi (41) Rozak (14).
“Iya, kasihan. Kemarin 4 anggota keluarganya meninggal. Kedua orang tuanya, istri, dan anaknya,” ujar Sekretaris Desa Klesem Sriati saat di hubungi detikcom Kamis (7/12/2017).
Bilal saat ini tinggal di rumah salah satu saudaranya di Dusun Duren. Bilal kini yang dalam penanganan bidan, kata Sriati, masih belum banyak bicara. Bahkan pria 45 tahun itu enggan makan. Bilal hanya diam dan merenung.
“Kami lakukan trauma healing untuk pak Bilal,” kata Bidan Desa, Ike Yuliana.
Trauma healing, kata Ike, adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk membantu orang mengurangi bahkan menghilangkan gangguan psikologi yang sedang dialami yang diakibatkan syok atau trauma.
“Kami hibur dengan cerita yang lucu dan obrolan ringan,” ujar Ike.
Dari kabar yang didengarnya, Ike bercerita bahwa Bilal bisa selamat dari tanah longsor karena dia segera lari begitu tanda-tanda tanah akan longsor. Pada Selasa (28/11/2017) malam, Bilal lari keluar rumah. Dengan tergesa-gesa, dia menarik tangan istrinya sambil berlari.
Namun alangkah terkejutnya Bilal, ternyata yang ditariknya hanya selimut saja. Istri dan anaknya serta kedua orang tuanya memang sudah lari keluar pintu rumah, namun longsor ternyata lebih cepat. Mereka langsung tertimbun.
“Sebenarnya Pak Bilal menarik tangan istri dan keluarganya namun terlepas. Pak Bilal juga sempat terjebak lama dalam lumpur sebelum akhirnya bisa diselamatkan,” tandas Ike.
(iwd/iwd)