Lamongan – Ditjen IKM Kemenperin memfasilitasi tiga santri mengikuti pelatihan animasi selama 3 minggu di Bali Creative Industry Center (BCIC) Denpasar, November ini. Langkah mengikutkan para santri ini dilakukan untuk mencetak santri berkreasi di bidang produksi digital.
“Program ini akan bekerjasama dengan Asosiasi Industri Animasi dan Konten Indonesia (AINAKI) yang mulai berjalan pada tahun 2018,” ungkap Direktur Jenderal IKM Kemenperin, Gati Wibawaningsih dalam orasi ilmiah di Institut Sunan Drajat Lamongan (Insud), Paciran, Lamongan, Minggu (26/11/2017).
Dia mengatakan tiga santri yang diikutkan ke Bali sebagai pilot project. Santri berkreasi merupakan program yang bertujuan mendidik dan mengembangkan potensi kreatif para santri di bidang produksi digital dan mencetak creativepreneur di lingkungan pondok pesantren.
Kementerian Perindustrian, lanjut Gati, telah menyiapkan beberapa program atau model untuk mengembangkan pemberdayaan ekonomi berbasis pondok pesantren dan menumbuhkembangkan semangat kewirausahaan di kalangan santri maupun alumni santri.
“Model yang pertama adalah model Penumbuhan Wirausaha Industri baru dan Penumbuhan Unit Industri di lingkungan pondok pesantren atau dikenal dengan program Santri Berindustri, serta model yang kedua dilakukan melalui program Santri berkreasi seperti mengikutkan 3 santri ke Bali tadi,” terangnya.
Untuk santri berindustri, terang Gati, dilakukan melalui pengembangan unit industri yang telah ada serta menumbuhkan unit Industri baru yang potensial serta pengembangan sumber daya manusia.
“Sebagai implementasi, kementerian perindustrian melalui ditjen IKM telah menyelenggarakan berbagai bimbingan teknis disertai dengan fasilitasi bantuan mesin dan peralatan di pondok pesantren sunan Drajat dengan total jumlah sebanyak 60 santri,” terang Gati.
Sementara bimbingan teknis yang diberikan meliputi, bimbingan teknis pengolahan ikan, pembuatan alas kaki dan pembuatan lampu LED.
Tren industri halal di dunia, jelas Gati, terus berkembang pesat dan ini menjadikan pondok pesantren memiliki peran yang strategis dalam mendorong pertumbuhan industri halal di Indonesia.
Oleh karena itu, Kementrian Perindustrian melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah (IKM) membuat program Santripreneur untuk menumbuhkan wirausaha industri baru di lingkungan pondok.
“Pondok pesantren memiliki potensi dalam persediaan sumber daya manusia, yaitu para santri yang berkualitas, ulet, sabar, jujur dan tekun. Pondok pesantren juga memiliki potensi pemberdayaan ekonomi, mengingat sudah banyak pondok pesantren yang mendirikan koperasi, mengembangkan berbagai unit bisnis atau industri berskala kecil dan menengah dan memilliki inkubator bisnis,” katanya.
(fat/fat)