Surabaya: Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa merasa tertantang meningkatkan industri tekstil di Jatim seiring dengan kenaikan upah minimum kabupaten/kota 2020.
“Kami berharap semua stakeholders mampu menjaga iklim hubungan industrial di Jatim tetap terpelihara secara kondusif dan konstruktif-produktif,” kata Khofifah, di Surabaya, Rabu, 20 November 2019.
Khofifah mengaku beberapa waktu lalu sempat mengunjungi dua industri alas kaki di Kabupaten Sidoarjo. Ini dilakukan untuk memastikan dua perusahaan tersebut tetap berkembang baik.
“Yang satu 100 persen produknya diekspor. Yang satu lagi, dulu 70 persen produknya ekspor tapi hari ini pangsa pasar eropa mengalami penurunan signifikan,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Khofifah mengaku sudah menyampaikan usulan adanya insentif ekonomi khusus untuk industri padat karya di ring 1 Jatim kepada Gubernur BI dan sejumlah menteri dalam rapat koordinasi di Jakarta, beberapa waktu lalu.
“Kami sudah sampaikan itu, karena di Ring 1 Jatim, untuk padat karya, kami sangat butuh (insentif). Kalau tidak didukung insentif, saya khawatir (banyak yang melakukan relokasi industri),” ujarnya.
Seiring target pemerintah meningkatkan ekspor sejumlah industri, seperti tekstil dan produk tekstil (TPT), Khofifah berharap pemerintah pusat mewujudkan usulan insentif untuk industri padat karya.
“Jatim ada potensi produk tekstil. Selain TPT, yang diharapkan pemerintah industri alas kaki, salah satunya di Jatim. Saya sudah usulkan, mudah-mudahan jadi pertimbangan,” kata Khofifah.
