Pasuruan – Girder flyover Tol Pasuruan-Probolinggo di Grati, Kabupaten Pasuruan, ambruk dan menewaskan satu pekerja dan melukai dua lainnya. Untuk memastikan penyebab ambruknya beton tersebut, masih menunggu hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) yang akan dilakukan Tim Labrotarium Forensik.
“Itu kecelakaan kerja. Pemasangan girder sudah dilakukan sejak sehari sebelumnya dan sudah terpasang tiga girder. Saat pemasangan girder keempat, terjadi peristiwa itu yang mengakibatkan seorang meninggal dunia dan dua lainnya luka-luka,” kata Kapolres Pasuruan Kota, AKBP Rizal Martomo, di Mapolresta, Jalan Gajah Mada, Pasuruan, Minggu (29/10/2017) petang.
Rizal mengungkapkan, berdasarkan keterangan sejumlah saksi yang sudah diperiksa, saat pemasangan girder keempat itu, tiba-tiba balok beton sepanjang 50,8 meter dengan berat 100 ton yang tengah diangkat dengan crane itu goyang. Dalam posisi goyang itu akhirnya menabrak tiga girder lain yang sudah terpasang hingga seluruhnya jatuh dan ambruk.
“Peristiwa ini mengakibatkan satu pekerja tewas di lokasi, dan dua lainnya luka patah tulang. Korban meninggal atas nama Heri Sunandar (28) dan dua korban luka-luka patah tulang, yakni Sugiono dan Nurdin,” jelasnya.
Selain menimpa pekerja, girder yang terjatuh juga menimpa sejumlah peralatan dan kendaraan di bawahnya. Yakni, dua unit motor, satu mobil pikap dan sebuah truk serta satu unit alat angkut beton.
Korban tewas tertimpa girder secara langsung, sedangkan satu korban luka yakni Sugiono terjepit pikap, dan Nurdin tertimpa material yang hancur.
“Saat kejadian tidak ada warga yang melintas dan yang ada hanya 17 pekerja, tiga menjadi korban dan lainnya yang selamat tengah diperiksa sebagai saksi. Untuk mengetahui penyebab pasti dari jatuhnya grider itu, akan dilakukan olah TKP oleh Laboratorium Forensik Mabes Polri cabang Surabaya besok, Senin (30/10). Selain itu kami juga menghentikan kegiatan di sekitar lokasi,” terang Rizal.
Manager Project Tol Pasuruan-Probolinggo, Kadek Oka Suartana menyampaikan bahwa dalam peristiwa itu, pekerjaan sudah dilaksanakan sesuai prosedur yang berlaku. Termasuk para pekerja sudah melaksanakan safety standart untuk keamanan kerja. Ia memastikan, kejadian tersebut bukan karena kesalahan atau kekurangan konstruksi, melainkan ada insiden dalam pemasangan.
“Semua instruksi dan prosedur kerja sudah dilaksanakan dan tidak ada yang dilanggar. Ke depan kami akan mengkaji lagi metode dan sistem kerja, agar tidak terjadi lagi peristiwa seperti itu,” ujar Kadek.
Ia memastikan, pelaksanaan pekerjaan pembangunan jalan Tol Pasuruan-Probolinggo oleh PT Waskita Karya tersebut tetap berlanjut. “Pekerjaan yang dihentikan hanya pada lokasi terjadinya peristiwa,” katanya.
Terkait ketiga korban, pihaknya PT Waskita Karya akan bertanggungjawab penuh.
“Korban meninggal akan diberikan santunan kepada keluarganya dan biaya pendidikan bagi anak-anaknya. Sedangkan untuk korban luka-luka, akan dirawat hingga sembuh dan diberikan santunan,” pungkas Kadek.
Tol Pasuruan-Probolinggo sepanjang 31,30 Kilometer (Km) pembangunanya terdiri dari tiga seksi. Untuk sesi satu, nantinya akan melewati Grati-Nguling sepanjang 8 km. Seksi dua, perbatasan Nguling Pasuruan- Sumberasih, Probolinggo sepanjang 6 Km, dan seksi tiga Sumberasih-Leces sepanjang 17,30 km. Tol dibangun di atas lahan sekitar 271 hektar dan atau sekitar 3000 bidang.
(iwd/iwd)