Banyuwangi –
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas melantik 51 kepala desa terpilih di Pendopo Shaba Swagatha Blambangan. Dalam pelantikan tersebut, Anas mengajak para kepala desa (kades) di Banyuwangi untuk menumbuhkan desa-desa sehat dan melek Teknologi Informasi (TI).
Bupati Anas berpesan kepala desa yang baru saja dilantik harus mengubah cara berpikir sektor kesehatan, dari paradigma ‘sakit’ menjadi paradigma ‘sehat’. Selama ini, pemerintah lebih fokus pada penanganan orang sakit, dan di sisi lain pengelolaan orang sehat tidak optimal. Padahal, kunci pengelolaan kesehatan adalah pada peningkatan gaya hidup sehat.
“Itulah yang disebut paradigma sehat. Kepala desa harus mulai mengajak warganya memiliki gaya hidup sehat,” kata Anas di depan 51 kepala desa terpilih di Pendopo Shaba Swagata Blambangan, Senin (11/12/2017).
Dikatakan Anas, kepala desa saat ini memiliki sejumlah target kinerja yang harus dicapai. Namun yang menjadi prioritas utama saat ini adalah membuat program desa sehat. Tidak hanya desanya yang maju tapi masyarakatnya juga sehat. Salah satu caranya dengan menjadikan puskesmas menjadi mal pelayanan kesehatan.
“Puskesmas harus menyediakan ruang khusus konsultasi kesehatan, mulai konsultasi gizi, sanitasi, hingga mengingatkan pentingnya olah raga. Sehingga masyarakat datang ke puskesmas tak lagi berobat tapi konsultasi sehat. Artinya, orang ke puskesmas saat sehat, dia mengecek gizinya, konsultasi sanitasi. Saya akan beri reward ke puskesmas yang kunjungan sehatnya lebih tinggi daripada kunjungan sakit,” papar Anas.
Seiring pengembangan smart kampung, Anas juga memerintahkan kades terpilih baru ini untuk fokus menyiapkan insfrastruktur padat karya dan infrastruktur Teknologi Informasi. TI ini diperlukan selain untuk mempermudah dan mempercepat pelayanan publik, juga untuk menciptakan transparansi anggaran desa.
“Banyuwangi sudah punya e-village budgeting, dan ini harus jadi sebagai titik tekan semua desa untuk mengetahui penggunaan angggran apakah telah tepat sasaran. Ini seperti yang diharapkan Presiden Jokowi, anggaran harus diutamakan untuk penggunaan program inti dari pada program pendukung lainnya,” kata Anas.
Selain itu, lanjut Anas, desa juga wajib menyiapkan program untuk pemberdayaan perempuan. “Karena selama ini kesetaraan gender di desa baru sekadar visi, programnya masih belum wujud. Maka, kami minta kepada desa untuk menyisihkan anggaran dan ruang bagi perempuan. Anggaran itu bisa untuk posyandu, pelatihan pada perempuan, dan lain-lain,” ujarnya.
Salah satu kepala desa yang dilantik, Kepala Desa Kepundungan, Kecamatan Srono, Tri Marvila (29) menyatakan akan segera berkoordinasi dengan pihak puskesmas untuk memfungsikan puskesmas tidak sekedar tempat berobat. Menurut Tri, apa yang dipidatokan Anas ini benar karena sekarang banyak warga desa yang mulai terkena penyakit akibat pola gaya hidup yang tidak sehat.
“Saya akan ajak puskesmas untuk lebih menyosialisasikan peningkatan pola hidup yang baik. Saya juga akan kembangkan desa wisata, karena di Banyuwangi ini telah tumbuh subur wisata yang berbasis desa,” jelas Kades perempuan termuda pada pelantikan kali ini.
Pelantikan kades terpilih 2017 diikuti oleh 51 kades, yang terdiri 46 kades pria dan 5 kades perempuan. Setelah dilantik, mereka nanti diwajibkan mengikuti pelatihan penyelenggaraan pemerintahan yang diselenggarakan oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa (BPM-PD). Pelatihan kades ini menyangkut diantaranya tentang penguatan kelembagaan, penyusunan perencanaan pembangunan dan pengelolaan keuangan desa.
(iwd/iwd)