Pacitan – Warga di Desa Kedungrejo, Kecamatan Arjosari, masih terisolasi karena jembatan penghubung dengan jalur utama Jalan Raya Ponorogo-Pacitan tersapu banjir.
Untuk pendistribusian logistik, polisi dibantu warga harus melewati salah satu jembatan gantung yang rusak, bahkan nyaris putus. Polisi dan warga dengan hati-hati menyeberangi jembatan sepanjang 50 meter. Satu persatu meniti dengan pelan-pelan.
Tak hanya memberi bantuan logistik, evakuasi korban dan pembersihan lumpur pun menjadi perhatian. Seorang warga Desa Kedungrejo bernama Herman mengaku sengaja nekat membantu polisi menyalurkan logistik karena di desanya kesulitan sembako.
“Ini saya nekat bantu menyalurkan logistik, kasihan mas, banyak janda tua kekurangan logistik mas,” kata Herman, Senin (4/12/2017).
Kapolres Pacitan AKBP Setyo K.Heriyatno membenarkan warga turut membantu pendistribusian logistik.
“Pendistribusian logistik terpaksa dilewatkan jalan darurat (jembatan rusak). Sebab itu jalur yang tercepat. Selain distribusi logistik, kita juga membantu korban terdampak banjir dan membersihkan lumpur,” tambah kapolres.
Dirinya mengaku miris melihat warga selama ini mengambil logistik berupa mie, beras dan lain-lain dengan cara digendong dan merambat di jembatan yang nyaris putus tersebut. Warga nekat mengambil sendiri ke posko dapur umum yang dibuat lembaga Dompet Dhuafa di Masjid Solehdaris Abu Hisam.
Dari data yang dihimpun detikcom, ada 1.500-an warga Desa Kedungrejo yang terisolasi. Dari 3 jembatan yang ada, 2 sudah hanyut dan 1 lagi nyaris putus. Warga yang nekat merayap di jembatan itu lantaran kekurangan logistik, malas jalan memutar karena jaraknya 7 Km.
Sementara itu tak hanya membantu pengiriman logistik, kepolisian juga membantu pembersihan lumpur di jalan-jalan yang membahayakan pengguna jalan.
“Sangat parah mas, 60% kondisi jalan berlumpur ini kita sedikit bantu bersihkan. Biar tidak licin, bahaya ini kalau licin rawan kecelakaan,” jelas Kasat Lantas Polres Pacitan AKP Hendrik Kusuma Wardana di sela membersihan lumpur ,di Jalan Petung Kelurahan Sirnoboyo.
Pembersihan lumpur sisa banjir setinggi 5 cm-30 cm, menurut Hendrik, membahayakan pengguna jalan. Apalagi, roda perekonomian yang belum stabil karena warga sibuk membersihkan rumahnya yang tredampak banjir.
“Mengingat lumpur yang berada di jalan sangat banyak, dengan menggunakan alat seadanya saja berupa cangkul. Ini demi keamanan, kelancaran dan ketertiban (Kamseltibcar) lalu lintas di kawasan Kabupaten Pacitan,” tandas Hendrik.
Dia menjelaskan, kerusakan jalan akibat banjir dan longsor sekitar 30%. Jalur Pacitan-Ponorogo, Pacitan-Trenggalek dan Pacitan-Wonogiri sudah bisa dilalui, meski pengguna jalan diimbau tetap waspada, karena masih rawan longsor.
(fat/fat)