Pacitan – Retakan tanah kembali muncul di permukiman warga di Pacitan. Sebanyak 205 jiwa warga Desa Kebonagung diungsikan karena takut menjadi korban longsor.
“Betul, makanya saya ungsikan. Tolong minta bantuanya untuk disampaikan ke publik,” jelas Kepala Desa Kedungbendo Kecamatan Arjosari saat di hubungi detikcom Senin (4/12/2017).
Retakan tanah muncul sepanjang 40 meter dengan lebar 15 centimeter. Retakan berpotensi mengancam 65 KK di 2 dusun. Akibat adanya potensi berbahaya itu, maka warga diungsikan.
“Warga takut makanya kami ungsikan,” ungkap Sugianto dengan cemas.
Dari 205 jiwa pengungsi tersebut, mereka berasal dari 2 Dusun yakni Dusun Pradah dan Dusun Banyuanget. Mereka mengungsi di masjid Solehdaris Abu Hisam yang letaknya di Jalan Raya Pacitan Ponorogo. Dapur umum juga teelah di buat oleh dompet Dhuafa di Masjid tersebut.
Retakan yang muncul membuat warga ketakutan dan dengan bergegas mengungsi. Bahkan seorang nenek lansia nekat menyeberang jembatan yang nyaris putus dengan memanjat tambang di atas Sungai Grindulu.
“Takut mau ngungsi. Ndak takut lewat jembatan ini, lha gimana lagi, ini yang dekat. Kalau muter jauh 7 kilometer mas,” jelas Wijiati (60).
(iwd/iwd)