Pendaftaran calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) tinggal sehari. Dua kandidat yang sudah menyatakan diri maju sebagai capres belum juga mengumumkan siapa pendamping mereka. Bisa jadi mereka sedang saling menunggu, atau sudah saling membisikkan nama pendamping di belakang panggung.
Prabowo Subianto, capres dari Partai Gerindra, belum juga memublikasikan siapa pendamping kendati dia mengatakan bahwa nama cawapres sudah ada di kantongnya. Prediksi bermunculan soal cawapres Prabowo. Ijtima Ulama menyodorkan dua nama, yaitu politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Salim Segaf Al Jufri dan Ustaz Abdul Somad. Nama lain yang digadang-gadang berpotensi menjadi cawapres Prabowo adalah Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, dan kader Partai Demokrat, Agus Hari Murti Yudhoyono atau AHY.
Ya, Partai Demokrat pada akhirnya memilih berkoalisi dengan Gerindra dan mendukung Prabowo sebagai capres. Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono, mengaku sudah menyerahkan sepenuhnya nama cawapres kepada Prabowo. Namun, bukan berarti SBY tidak mengajukan nama.
Tarik ulur masih saja terjadi. Lalu, seperti apa kandidat yang cocok untuk mendampingi Prabowo? Apakah dia berasal dari kalangan ulama, partai politik, tokoh bangsa nonparpol, ataukah berlatar belakang militer sama dengan Prabowo?
Prabowo pernah berujar kepada media bahwa kriteria orang yang bakal mendampinginya adalah yang memiliki kapasitas dan integritas tinggi. Apalagi di tengah suasana bangsa yang masih rawan kasus korupsi. Menurut Prabowo, negara-negara maju juga didukung oleh pemerintahan yang punya kapasitas, kapabilitas, dan integritas. “Kalau kapabilitas tinggi, integritas tinggi, negaranya berhasil,” kata Prabowo.
Alasan Ulama
Bukan tanpa alasan ulama mengajukan dua nama tersebut. Menurut Ijtima Ulama, kedua tokoh tersebut dinilai mampu menyuarakan umat Islam. Selama ini keterwakilan umat Islam dinilai tidak pernah terakomodasi. Itu sebabnya Ijtima Ulama mengajukan dua nama tersebut sebagai kandidat cawapres Prabowo.
PKS tentu girang dengan penyataan tersebut. Mereka mendukung sepenuhnya pencalonan Salim Segaf sebagai cawapres. Apalagi Salim memiliki pengalaman di pemerintahan, antara lain pernah menjadi duta besar dan menjabat sebagai Menteri Sosial di era kedua SBY. Salim juga memiliki garis keturunan pahlawan nasional dari Indonesia Timur. Duet militer dan ulama, menurut PKS, adalah komposisi pas untuk memimpin Indonesia.
Calon lain, yakni Ustad Abdul Somad, dianggap mampu mewakili umat Islam dan selama ini memiliki massa yang fanatik. Ustad Abdul Somad jebolan Universitas Al Azhar Mesir, tentu pengetahuan tentang pemerintahan dari sisi agama dianggap bisa melengkapi kapabilitas kepemimpinan Prabowo yang berlatar belakang militer.
Kandidat Lain Tetap Berpeluang
Kandidat lain yang tetap berpeluang untuk menjadi pendamping Prabowo salah satunya adalah AHY. Putra sulung SBY tersebut berpotensi menjadi lumbung emas Prabowo untuk menggaet suara kaum muda. Prabowo secara tidak langsung mengakui bahwa dirinya membutuhkan sosok yang mampu berkomunikasi dengan generasi muda yang berusia di bawah 40 tahun.
Secara tak langsung, Prabowo memberi kode ke sosok AHY, kendati dia menyanggah dengan berujar bahwa SBY tak memberi harga mati agar AHY menjadi cawapres. Namun, secara politis AHY memang sudah dipersiapkan untuk menjadi penerus sang ayah di pemerintahan. Salah satu faktanya adalah AHY bersedia meninggalkan karier di dunia militer dan maju dalam pencalonan Gubernur DKI Jakata 2017. Prabowo pun berujar, ”Kenapa tidak?” ketika disinggung soal kemungkinan AHY maju sebagai Cawapres.
Bagaimana dengan Anies Baswedan? Anies sepertinya berpeluang. Hanya saja, artinya sejarah akan berulang bahwa Gubernur DKI Jakarta benar-benar hanya “batu loncatan” untuk menuju istana. Dan tidak menutup kemungkinan ini akan berulang pada periode berikutnya.
Prabowo barangkali masih galau untuk menentukan siapa calon pendampingnya. Di satu sisi, dia ingin sosok yang mampu berkomunikasi dengan generasi muda, di sisi lain sepertinya dia sulit mengabaikan Ijtima Ulama yang selama ini mendukungnya Atau adakah “kontrak politik” antara Prabowo dan SBY yang tidak dipublikasikan?
Kita tunggu Prabowo mengumumkan kandidat RI2.