Sebanyak 643 berkas dan Kartu Indonesia Pintar (KIP) yang ditemukan di tempat laundry milik Umi Kalsum, Sukolilo, Surabaya ternyata tidak dikirimkan ke para pelajar oleh sang kurir.
Ahmad Zahri Hamid Romadhona selaku kurir seharusnya menyerahkan KIP ke para pelajar di Kelurahan Gebang dan Keputih, Sukolilo.
Kenyataanya, Hamid yang seorang tenaga freelance PT SAP selaku penyalur KIP tak menyerahkannya.
“Dia (Hamid) mengaku lalai. Seharusnya KIP itu sudah diserahkan pada April 2016 ke pelajar yang berhak menerima. Tapi disimpan hingga dua tahun dan baru diketahui kepolisian,” kata Kapolrestabes Sueanaya, Kombes Pol Rudi Setiawan menirukan pengakuan Hamid, Jumat (23/3/2018).
Kelalaian Hamid, lanjut Rudi, lantaran kesibukannya bekerja sebagai kurir freelance.
Kadang hari ini berada di Surabaya, besoknya sudah pindah tempat ke Jember atau kota lainnya.
Akibatnya Hamid lupa tidak mengirimkan.
“Si kurir ini (Hamid) sebenarnya sudah lapor ke Simon (atasan yang memberi order dari PT SAP). Simon minta ke Hamid supaya KIP disimpan dulu di rumahnya,” terang Rudi.
Hamid sendiri tidak bisa menyerahkan langsung, lantaran dari pihak kelurahan harus ada yang mendampingi saat mendistribusikan KIP ke penerima.
Menurut Rudi, di Kecamatan Sukolilo ini ada lima kelurahan yang berhak menerima KIP.
“Di tiga kelurahan sudah terdistribusikan, hanya di Kelurahan Gebang dan Keputih yang belum,” cetus mantan Dirreskrimsus Pooda Sumsel ini.
Adapun rincian jumlah KIP yang harus diserahkan di dua kelurahan itu, yakni Kelurahan Gebang 220 buah dan Kelurahan Keputih 423 buah.
Meski belum ditribusikan, kata Rudi, pelajar yang seharusnya menerima KIP tidak dirugikan.
Karena beasiswa atau bantuan dari pemerintah tetap diterima pelajar yang berhak.
Kapolsek Sukolilo, Kompol Ibrahim Gani menambahkan, penyidik tetap mendalami kasus penemuan 643 KIP ini.
“Petugas terus bekerja, saksi-saksi terus dipanggil dan dimintai keterangan,” tutur Ibrahim.
Seperti diketahui, sebanyak satu karung berkas dan KIP ditemukan di tempat laundry milik Umi Kalsum di Jangkungan, Sukolilo, Senin (19/3/2018) lalu.
Sumber: Surya