Surabaya – Awal September 2017, Pusat gempa Nasional telah menerbitkan pemberitahuan bahwa Surabaya dilewati oleh dua sesar atau patahan. Dua sesar itu adalah sesar Surabaya dan sesar Waru.
Sesar Surabaya membentang mulai kawasan Keputih, Surabaya hingga Cerme, Gresik. Sementara sesar Waru membentang mulai dari Rungkut, Surabaya hingga Jombang.
Sesar tersebut berpotensi menimbulkan gempa darat. Apabila terjadi gempa, kekuatan yang terjadi bisa mencapai 6,5 skala richter (SR).
Adanya pemberitahuan tersebut membuat banyak isu liar yang menyebutkan bahwa Surabaya akan diguncang gempa bumi. Badan Meteorologi klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Klas II Tretes-Pasuruan menanggapi hal tersebut.
Dari siaran pers yang ditanda tangani Kepala BMKG Stasiun Geofisika Kla II Tretes-Pasuruan, Suwardi, tertanggal 9 November 2017, yang diterima detikcom, Kamis (9/11/2017), inilah tanggapan BMKG Stasiun Geofisika Kla II Tretes-Pasuruan.
1. Wilayah Surabaya memang dilalui oleh sesar Kendeng dan dua sesar baru (berdasar hasil penelitian Pusat Study Gempa Nasional dan KemenPUPR), namun sampai saat ini BMKG selaku institusi yang bertugas memantau gempa bumi belum merekam adanya aktivitas seismik pada lokasi sesar tersebut
2. Wilayah Surabaya sebagai wilayah yang aktif gempa bumi memiliki potensi terjadi gempa bumi baik akibat sesar maupun subduksi lempeng yang dapat terjadi kapan saja dalam berbagai kekuatan (magnitudo)
3. BMKG tidak pernah mengeluarkan informasi prediksi gempa bumi
4.Sampai saat ini belum ada teknologi yang dapat memprediksi gempa bumi dengan tepat (kapan, di mana, dan berapa kekuatannya)
5. Masyarakat diimbau untuk tidak terpancing isu yang beredar tersebut. Apabila ingin mengetahui lebih jelas dapat menghubungi Stasiun Geofisika Tretes (0343 636685/08113646879)
(iwd/gik)